SMPN 5 Sidoarjo Berduka, Dua Korban Terseret Arus Sungai Belum Ditemukan

Advertisement

Masukkan script iklan 970x90px

SMPN 5 Sidoarjo Berduka, Dua Korban Terseret Arus Sungai Belum Ditemukan

Wednesday, February 12, 2020

Foto : Tim SAR sampai hari ini masih berjibaku mencari dua korban siswa SMPN 5 Sidoarjo yang belum ditemukan./ Foto Makruf.

Berita Rakyat, SIDOARJO - SMPN 5 Sidoarjo berduka dua dari tiga korban tewas terseret arus deras belum ditemukan saat berenang di Sungai Pucang,  Rabu (12/02/2020), sekitar pukul 15.00 WIB.

Para korban adalah Akhmad Dafaldi Baihaqi kls 7/7, warga Jalan Kartini Gang,  M.  Ruli.Kurniawan klas 7/6, warga Jalan Yos Sudarso Gang 5. dan M.Nuh Achsan klas 7/6, warga Jalan Jenggolo 2/ 110  RT 6 RW 2, Sidoarjo. 

Kronolog kejadiannya, sekitar pukul 14.00 WIB, Sidoarjo diguyur hujan lebat di kawasan Perumahan Kahuripan banyak pohon tumbang, jarak pandang di tol Sidoarjo kearah Waru hanya 2 meter saat itu permukaan air Sungai Pucang tinggi. 

Ketika hujan, ternyata enam anak kelas 7 termasuk tiga korban berniat mandi disungai, mereka sudah merencanakan sebelumnya.  Selepas pulang sekolah mereka langsung kerumah salah satu korban bernama Ruli.

Ny Jumari Londo, seorang ibu korban Dafaldi, mengakui anaknya tidak pamit kalau pergi bermain ke rumah temannya  "Dia tidak pamit.  Ya masih pakai seragam sekolah langsung ketemannya itu.  Ini tidak seperti biasanya.  Dia biasanya pamit bila kerumah temannya, " ujarnya sambil menangis.  

Maka ketika hujan sudah reda,  enam anak itu berniat mandi kedua korban Difaldi dan Ruli segera melepas sepatunya dan terjun ke sungai. Tepatnya ditimur jembatan  belakang toko Indah Bordir.  Mereka berdua awalnya berada di tepian. 

Saat itu,  mereka melihat ada sterefoam mengapung  tak jauh darinya yakni  dari arah barat ke timur. 

Entah siapa yang memulai, mereka berniat berlomba berenang mengambil sterefoam tersebut untuk pelampung.  Mereka pun keroyokan menggapainya.  

Tapi sial.  Arus sungai pucang sangat deras.  Mereka tidak bisa menggapai sterefoam malah terseret arus sungai.  Dan mereka juga  belum mahir berenang. Mereka hanya bisa minta tolong. 

Melihat itu,  korban Achsan atau Aan yang pandai berenang segera menceburkan diri untuk menolong dua temannya tadi.  Tapi apes juga nasibnya.  Dia ikutan tenggelam. 

Tiga temannya di permukaan panik.  Mereka berusaha mencari bambu panjang.  Tapi ketika didapatkannya,  tiga temannya sudah tenggelam ditelan sungai. 

Tentu saja kabar ini menggemparkan warga setempat.  Meski terlambat,  warga segera lapor ke Polsekta Sidoarjo. Polisi segera menghubungi Tim SAR.

Tim SAR segera menyisir sungai.  Mulai dari barat dekat jalan raya sampai ke timur di jembatan dekat makam manyar. 

Sekitar pukul 19.00, pencarian belum membuahkan hasil.  Tak hanya Tim SAR,  warga setempat juga mencari korban. Mereka bahu membahu.



Pukul 20.00, Tim SAR istirahat.  Tim warga turun menyisir mulai dari barat dekat jalan raya ke timur. 

Sekitar pukul 20.30, tim warga menemukan seorang korban sekitar 400 meter sisi timur jembatan.  Korban ditemukan di tepian sisi selatan sungai.  Posisi tertelungkup.  Saat itu,  seorang anggota tim mencoba menginjak kakinya ke dasar sungai.  Tiba tiba kakinya tersandung sesuatu.  

Setelah dicek, ternyata dia tersandung badan korban yang sudah meninggal.  Tim segera mengangkat korban dari dalam sungai dan diusung ke tepian.  

Korban ternyata masih memakai seragam batik sekolah warna hijau.  Di dadanya masih ada label nama tertulis Muh. Nur Achsan. Korban segera dievakuasi ke kamar mayat RSUD Sidoarjo. 

Sekitar pukul 21.00, Tim SAR turun lagi dengan dipimpin Kapolsekta Sidoarjo. Dan,  pukul 22.00, Tim Sar kekuatan penuh menyisir sungai mencari dua korban. 

Satu perahu karet diturunkan dan berputar putar di sunga untuk membuat gelombang.  Berharap korban di dasar sungai bisa mengapung ke permukaan.  Sampai pukul 22 30, dua korban belum juga ditemukan.

Sampai pukul 22.30, Kepala Sekolah SMPN 5 Sidoarjo, Latifah dan beberapa guru masih berada di lokasi kejadian.  Latifah terlihat kedua matanya sembab. "Saya sangat shock pak.  Karena sebelumnya tidak pernah kejadian spti ini, " ujarnya.  

Dia dan beberapa guru masih memakai seragam kerja,  atasan putih dan bawahan hitam. 

Terlihat juga Sekretaris Dinas Pendidikan Sidoarjo, Dr  Tirto dan Kabid SMP Rudianto.  Semoga hari ini dua korban bisa ditemukan. (ruf).