Figur Parpol, Non-Parpol Bersaing Ketat di Pilwali Surabaya

Advertisement

Masukkan script iklan 970x90px

Figur Parpol, Non-Parpol Bersaing Ketat di Pilwali Surabaya

Friday, February 21, 2020


Berita Rakyat, Surabaya - Persaingan pemilihan calon dan wakil wali kota Surabaya bakal berlangsung ketat. Figur figur yang berbasis partai politik (parpol) dan non-parpol saling mengintai peluang pada Pilkada Surabaya 2020, tujuh bulan lagi.

Hal itu bisa dilihat dari hasil Riset Pilkada Surabaya yang diprakarasi JTV dan Institute 10 Nopember Surabaya (ITS). Tim riset independen ini telah menemukan karakteristik pemimpin dan permasalahan pokok yang dianggap penting bagi warga Surabaya.

Dalam penyelenggaraan survei pada 12 Februari – 19 Februari 2020, tim riset telah mengukur tingkat pengenalan (popularitas) dan keterpilihan (elektabilitas) figur-figur yang siap berkompetisi. Nama-nama itu disaring dari sumber pemberitaan di media massa arus utama di Surabaya. Khususnya program berita Jatim Awan, Pojok Pitu, dan Pojok Kampung JTV. 

Kepala Pusat Riset Pilkada JTV Machmud Suhermono menjelaskan, rilis survei popularitas dan elektabilitas ini merupakan yang pertama dilakukan di Surabaya oleh lembaga survei tepercaya dan independen. Karena baru yang pertama, dan masih ada rentang waktu sekitar 7 bulan (213 hari) sebelum coblosan, maka dari sisi persentase popularitas dan elektabilitas figur-figur masih merata dan diangka di bawah 10 persen. 

“Hasil survei ini semacam tolok ukur, modal awal popularitas dan elektabilitas figur-figur yang selama ini sudah mengenalkan diri ke publik melalui media,“ sebut Machmud. 

Riset ini menggunakan multi-stage random sampling dengan melibatkan 450 responden berusia 17 tahun ke atas (memiliki hak pilih). Sampel diambil di seluruh wilayah di Surabaya, dengan jumlah sampel tiap wilayah proporsional terhadap jumlah penduduk Surabaya. Rentan margin of error sebesar 2,5 % dengan tingkat kepercayaan 95%. 

Dengan mengetahui modal awal itulah, para bakal calon itu mempunyai ukuran dalam menyusun strategi untuk menggenjot popularitas dan elektabilitas masing-masing hingga mencapai hasil maksimal hingga hari pemungutan suara pada 23 September 2020.

Menariknya, meskipun Pilwali Surabaya 2020 diprediksi akan menjadi panggung pertarungan bagi partai-partai besar seperti PDIP, PKB, Partai Golkar, Partai Gerindra, Partai Demokrat, PKS, dan PSI. 

Namun figur-figur non-parpol juga mendapat perhatian publik Surabaya dan siap menjadi pesaing kuat dari figur-figur yang diusung parpol. “Jika tren di survei pertama ini berlanjut hingga hari coblosan, maka terjadi persaingan figur dari parpol dengan figur non-parpol cukup ketat di Pilwali Surabaya 2020,” jelas Machmud.

Sutikno, kepala Tim Riset Pilkada ITS, menambahkan, dari sisi popularitas, nama-nama yang sudah banyak dikenal publik mencapai tingkat pengenalan yang merata. “Sebagai bagian dari pasangan yang sedang menjabat (incumbent) Wakil Wali Kota Surabaya Wisnu Sakti Buana meraih pengenalan tertinggi hingga 39,21%,“ rinci Kepala Pusat Studi Potensi Daerah Dan Perberdayaan Masyarakat LPPM ITS itu. 

Dua figur muda yakni Anggota DPR RI dari Partai Golkar Adies Kadir dan Presiden Klub Persebaya Azrul Ananda mendekati Wisnu di posisi kedua dan ketiga dengan tingkat pengenalan 30,90 % dan 29,66%. (amri)